konsep dasar manajemen pendidikan berbasis kurikulum, by qomar hijazy


DAFTAR ISI










ABSTRAK

Sejak manusia menuntut kemajuan dan kehidupan,maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukkan pengalihan, pelestarian dan pengembangan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakatnya[1]. Untuk memperoleh masyarakat yang berbudaya, maka diperlukan pendidikan sebagaimana yang dilakukan oleh nabi Muhammad.saw. dengan para sahabatnya. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang menginginkan kemajuan dan keteraturan, demikian bangsa dan Negara memerlukan manajeman yang baik untuk dapat mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki[2].
Untuk mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan faktor-faktor pendukung dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri, salah satu faktor yang penting pendukung tercapainya tujuan pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang erat berkaitan, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sistem pendidikan yang dijalankan tidak mungkin tanpa melibatkan keikutsertaan kurikulum.
Menurut Hamalik Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan Logis.
Menurut A.Glatthorn Kurikulum ialah rencana-rencana yang dibuat untuk membimbing dalam belajar di sekolah yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum, dan akualisasi dari rencana-rencana itu dikelas, sebagai pengalaman murid yang telah dicatat dan ditulis oleh seorang ahli, pengalaman-pengalaman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang juga mempengaruhi apa yang dipelajari.[3]

Kata kunci : Pendidikan, Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang.

Perubahan dalam lingkungan global telah mendorong pendidikan untuk mampu beradaptasi dan mengikuti tren perubahan.  Seiring dengan kondisi tersebut, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu isu yang paling krusial, ketika peningkatan mutu tersebut akan optimal jika didukung oleh implementasi manajemen pendidikan yang efektif. Manajeman pendidikan merupakan serangkaian aktivitas terpadu dalam mengembangkan organisasi pendidikan dan organisasi sekolah, sebagai sistem yang bersifat sosial- ekonomi dan teknis.[4] Sistem tersebut merupakan satu kesatuan dinamis yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan secara organik, salah satu bagian tersebut adalah kurikulum. Kurikulum dan Pembelajaran merupakan dua sisi dari mata uang. Artinya, dalam proses pendidikan dua hal itu tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak akan berarti tanpa diimplementasikan dalam proses pembelajaran, sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa didasarkan pada kurikulum sebagai pedoman.
Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Disamping juga diartikan sebagai suatu rencana yang sengaja dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.[5]

a.       Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum.?
2.      Apa Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum ?

b.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Merujuk pada permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui definisi Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum.
2.      Untuk mengetahui Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN

a.       Definisi Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum

Sebelum membahas tentang Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum, maka agar tidak kerancuan pemahaman, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian manajemen, pendidikan & kurikulum. Istilah manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management, dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina atau memimpin. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa kata “manajemen” berasal dari bahasa latin yaitu mantis yang berarti tangan, dan agere yang berarti melakukan. Dua kata tersebut digabungkan menjadi kata kerja managere yang berarti menangani.[6] Beikut pendapat Para ahli dalam masalah definisi manajemen
1.      S.P Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien dalam mencapai sebah tujuan.[7]
2.      Follet menyatakan bahwa manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.[8]
Jadi manajemen adalah sebuah disiplin ilmu dalam mengatur, mengelola sebuah sumber daya manusia dan juga sumber- sumber yang lain dalam mencapai sebuah tujuan yang sudah di rencanakan. Manajemen tidak hanya mengidentifikasi dan menganalilsis, tetapi juga mengombanisikan secara efektif bakat seseorang dan mendayagunakanya untuk mencapai tujuan. Terry menyebutkan Unsur – unsur manajemen dengan istilah “ Enam M” yang harus disinergikan untuk mencapai subah tujuan, yaitu: Pegawai (Men), Dana (Money), Metode (Method), Material, Mesin (Machines), Pasar (Market). dalam pendapatnya Terry juga mengklasifikasikan fungsi utama manajemen menjadi empat fungsi, yaitu. 1.Perencanaan (planning) 2.Pengorganisasian (organizing) 3.Penggerakan (actuating) 4. Pengawasan (controlling).[9]

Pendidikan berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ Pedagogi “yang berartikan Anak, dan Juga “Ogogos“ artinya membimbing. dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan pendidikan adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik Anak. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri. Kemudian kita berlanjut pada UU tentang adanya pendidikan tersebut, Menurut UU No. 20 tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.[10] Jadi jika gabungkan definisi dari  manajemen dan juga pendidikan, mempunyai definisi sebuah proses mengelola, mengurusi, melaksanakan tugas – tugas pendidika dengan mendayagunakan juga mengoptimalkan segala sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Menurut arikunto dan yuliana menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Menurut engkoswara dan komariah menyatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengoordinasian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.[11] 
Jadi dari uraian diatas kami simpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan bentuk kerjasama sekeompok manusia, baik studi maupun praktik operasional penyelenggaran pendidikan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien melalui pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen. Adapun tujuan dari manajemen sendiri adalah untuk memastikan sistem dan proses pendidikan yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan optimal, dengan bertujaun produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
Istilah kurikulum berasal dari kata “Curriculum” yang mempunyai arti “ a course of study individu school or university”. Istilah kurikulum pada mulanya dipakai oleh bangsa Yunani dilapangan atletik dengan pengertian “Jarak Yang Ditempuh”. Sedangkan menurut Dr. Muhaimin dalam bukunya yang berjudul “Wacana Pengembangan Pendidikan Islam” kurikulum dalam arti sempit adalah seperangkat rencana atau pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar disekolah.[12]
      Dalam bahasa Arab, kurikulum dikenal dengan manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan yang dilalui manusia pada berbagai kehidupannya. Sehingga kalau dikaitkan dengan pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.  Jadi, kurikulum adalah sebuah program pendidikan yang akan di berikan peserta didik dengan jenjang waktu yang sudah ditentukan dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun Manajemen pendidikan berbasis kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum yang telah ditetapkan, dengan mengoptimalkan semua sumber daya secara efektif dan efesien.
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:
1.      Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran.
2.      Demokratisasi, pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis kurikulum harus berasaskan demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
3.      Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam manajemen pendidikan berbasis kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4.      Efektivitas dan efisiensi, rangkaian manajemen pendidikan berbasisi kurikulum harus mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga sehingga memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat/efisiensi.
5.      Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.[13]

b.      Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Berbasis Kurikulum

Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama di antara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik, maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum, sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan prosesproses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya. Dalam rangka mencapai tujuan yang efektif dan efisisen dari sebuah pendidikan, maka diperlukan konsep dasar dari manajemen pendidikan berbasis kurikulum. Terutama dalam hal kurikulum itu sendiri. Adapun konsep dasarnya sebagi baerikut :

1.      Karakteristik Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik. Kurikulum adalah semua pengalaman yang mencakup yang diperoleh baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka teori dan penelitian terhadap kekuatan sosial, pengembangan masyarakat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Merencanakan pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan kurikulum karena karena pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap peserta didik daripada kurikulum itu sendiri.[14] Kepala sekolah/bagian Kurikulum perlu menyusun perencanaan secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut :
a)      Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaiannya, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, system control dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen organisasi.
b)      Berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang besar sumbangannya terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu memuat informasi kebijakan yang relevan, disamping seni kepemimpinan dan pengetahuan yang telah dimilikinya.
c)      Sebagai motivasi untuk melaksanakan system pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.

2.      Model Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan kebutuhan mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses menghendaki penggunaan model-model untuk menyajikan aspek-aspek kunci kendatipun penyajian tersebut pada gilirannya harus menyederhanakan banyak aspek dan mungkin mengabaikan beberapa aspek lainnya.sebagaimana dengan model-model pembuatan keputusan umumnya, maka rumusan suatu model perencanaan berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas yakni asumsi tentang pemrosesan secara cermat informasi misalnya tentang mata ajaran, siswa, lingkungan, dan hasil belajar. Beberapa model perencanaan, yaitu :
a.       Model perencanaan rasional deduktif atau rasional tyler, menitik beratkan logika dalam merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan(goals and objectives) tetapi cenderung mengabaikan problematika dalam lingkungan tugas. Model itu dapat diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan, misalnya rasionalisasi proyek pengembangan guru, atau menentukan kebijakan suatu planning by objecktives di lingkungan departemen. Model ini cocok un tuk system perencanaan pendidikan yang sentralistik yang menitikberatkan pada system perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai suatu alat untuk mengembangkan/ mencapai maksud-maksud di bidang social ekonomi.
b.      Model interaktif rasional (the rational interactive model), memandang rasionalitas sebagai tuntutan kesepakatan antara pendapat-pendapat yang berbeda, yang tidak mengikuti urutan logic. Perencanaan kurikulum dipandang suatu masalah lebih “perencanaan dengan” (planning with) daripada perencanaan bagi (planning for).Seringkali model ini dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnya menekankan pada respon fleksibel kurikulum yang tidak memuskan dan inisiatif pada tingkat sekolah atau tingkat local. Hal ini mungkin merupakan suatu refleksi suatu keyakinan ideologis masyarakat demokrasi atau pengembangan kurikulum berbasis sekolah. Implementasi rencana merupakan fase krusial dalam pengembangan kurikulum, dimana diperlukan saling beradaptasi antara perencana dan pengguna kurikulum.
c.       The Diciplines Model, perencanaan ini menitikberatkan pada guru-guru, mereka sendiri yang merencanakan kurikulum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis, (issu-issu pengetahuan yang bermakna), sosiologi (argument-argumen kecenderungan social), psikologi (untuk memberitahukan tentang urutan-urutan materi pelajaran.
d.      Model tanpa perencanaan (non planning model), adalah suatu model berdasarkan pertimbangan-pertimbangan intuitif guru-guru di dalam ruangan kelas sebagai bentuk pembuatan keputusan, hanya sedikit upaya kecuali merumuskan tujuan khusus, formalitas pendapat, dan analisis intelektual.[15]

3.      Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikuluam adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Struktur program ini merupakan dasar yang cukup esensial dalam pembinaan kurikulum dan berkaitan erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai. Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pelajaran, tetapi meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga pendidikan. Artinya bahwa, kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak, melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan dalam kelas, di laboratorium, di lapangan, maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan serta dibimbing oleh sekolah. Suatu kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukkan pemilihan dan pengorganisasian bahan pelajaran serta rancangan penilaian hasil belajar. Bahkan kurikulum harus merupakan bahan pelajaran atau mata pelajaran yang dipelajari siswa, program pembelajaran, hasil pembelajaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan konsep yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekonstruksi social, serta memberikan bekal untuk kecakapan hidup.
Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk memprmudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni :
a.       Ruang lingkup (Scope)
Merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
b.      Urutan bahan (Sequence)
Berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar. Urutan bahan meliputi dua hal yaitu urutan isi bahan pelajaran dan urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.


c.       Kontinuitas
Berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
d.      Keseimbangan
Adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatia yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
e.       Integrasi atau keterpaduan
Yang berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.[16]

4.      Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum direalisasikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidikan atau sekolah-sekolah tertentu. Pokok-pokok kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 9 pokok kegiatan, yaitu :
1)      Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah
2)      Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
3)      Kegiatan yang berhubungan dengan murid
4)      Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
5)      Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler
6)      Kegiatan pelaksanaan evaluasi
7)      Kegiatan pelaksanaan pengaturan alat
8)      Kegiatan dalam bimbingan dan penyuluhan
9)      Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu professional guru.[17]

5.      Pengembangan Kurikulum

Asep Herry Hernawan dkk, mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
a.       Prinsip relevansi, secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
b.      Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
c.       Prinsip kontinuitas yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
d.      Prinsip efisiensi yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
e.       Prinsip efektivitas yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.[18]

6.      Evaluasi Kurikulum

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah :
1.      Menentukan efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran
2.      Menentukan keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran
3.      Menentukan tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik
4.      Menentukan masukan untuk memperbaiki program
5.      Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum
6.      Menetapkan keterkaitan antarkomponen kurikulum
evaluasi harus berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi karena tidak mungkin orang melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dlam pikiran teoritis, kecuali orang tersebut melakukan penelitian. Objek evaluasi harus bertitik tolak dari tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dievaluasi relevan dengan apa yang diharapkan. Adapun Objek evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut : Program pembelajaran yang meliputi:
a.       Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yatu target yang harus dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan/topik.
b.      Materi, yaitu berupa topik/pokok bahasan dan subtopic/subpokok bahasan beserta perinciannya dlam setiap bidang studi atau mata pelajaran, materi tersebut memiliki tiga unsur yaitu logika (benar salah, berdasarkan prosedur keilmuan), etika(baik buruk) dan estika (keindahan).
c.       Metode pembelajatran yaitu cara guru menyampaikan materi pelejaran, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah dll.
d.      Media pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru dalam menyampaikan isi.materi pelajaran.
e.       Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
f.       Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan kuluarga.
g.      Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunkan tes maupun non-tes. Criteria yang digunakan antara lain kesesuaiannya dengan kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator: kesesuaiannya dengan tujuan dan fungsi penilaian, unsur-unsur penting dalam penilaian, aspek-aspek yang dinilai, kesesuainnya dengan tingkat perkembanagn peserta didik, jenis dan alat penilaian.[19]

BAB III

PENUTUP

a.       Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

b.      Saran

Dalam rangka menunjang implementasikan manajemen pendidikan berbasis kurikulum, maka diharapkan sekolah (kepala sekolah dan guru) dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses belajar mengajar di kelas. Untuk meningkatkan kualitas pembelajar di kelas, guru perlu meningkatkan partisipasi siswa melalui penugasan pada mata pelajaran yang relevan dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah seba-gai sumber belajar.  






DAFTAR PUSTAKA


·         HM. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung; Pustaka Setia, Cet. 1998,
·         Juni priansa, Donny  dan sonny suntani sentiana, manajemen dan supervisi pendidikan, Bandung, CV.Pustaka Setia, 2018.
·         Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003
·         Rusman, Manajemen Kurikulum Seri II, Jakarata, PT. Raja Grafindo Persada,2009.
·         Salamah dahlan, Sitti,manajemen pendidikan islam,(Jakarta,rabbani press,2011
·         Uhbiyat,Nur ,Ilmu Pendidikan Islam, Bandung,CV Pustaka Setia,1997
·         Nasbi,Ibrahim: Jurnal Idarah Vol.1 No.2, Manajemen Kurikulum, Jurnal, Makasar,UIN Alaudin Makasar, 2017. dikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003
·         Pengembangan kurikulum, https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/ diakses 13/8/2018
·         Evaluasi kurikulum, https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/19/evaluasi-kurikulum/ diakses 13/8/2018
·         Organisasi kurikulum, https://atriyanto.wordpress.com/2013/09/22/organisasi-kurikulum/ diakses 13/8/2018
·         Model kurikulum, https://hijaujaya.blogspot.com/2016/05/model-perencanaan-kurikulum.html, diakses 13/8/2018







[1] Nur uhbiyat ,Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung,CV Pustaka Setia,1997).hal.9
[2] Sitti salamah dahlan,manajemen pendidikan islam,(Jakarta,rabbani press,2011).hal.9
[4] Donny juni priansa dan sonny suntani sentiana, manajemen dan supervisi pendidikan, Bandung, CV.Pustaka Setia, 2018. Hal.29
[5] HM. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung; Pustaka Setia, Cet. 1998, hlm. 10
[6] Donny juni priansa dan sonny suntani sentiana, manajemen dan supervisi pendidikan, Bandung, CV.Pustaka Setia, 2018. Hal.2
[8] Donny juni priansa dan sonny suntani sentiana, manajemen dan supervisi pendidikan, hal.4
[9] Donny juni priansa dan sonny suntani sentiana, manajemen dan supervisi pendidikan, hal.20-22
[10] Definisi pendidikan, https://www.lebahmaster.com/pengertian-pendidikan/ diakses 12/8/2018
[11] Donny juni priansa dan sonny suntani sentiana, manajemen dan supervisi pendidikan, hal 30-31
[12] Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003, hal 182
[13] Ibrahim Nasbi: Jurnal Idarah Vol.1 No.2, Manajemen Kurikulum, Jurnal, Makasar,UIN Alaudin Makasar, 2017. Hal.319-320
[14] Rusman, Manajemen Kurikulum Seri II, Jakarata, PT. Raja Grafindo Persada,2009. Hal.3
[17] Rusman, Manajemen Kurikulum Seri II, Jakarata, PT. Raja Grafindo Persada,2009. Hal.169

Komentar

Postingan Populer